Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Bisakah aku, jadi rela dan biasa?

Aku tak tahu, ini rasa apa tuan? Rasa ini, terasa begitu menggelitik Kenapa yang lalu begitu cepat terlewati? Ini... cinta atau cuma rasa terbiasa? Mengapa, yang dulunya biasa saja Sekarang jadi teramat istimewa? Kenapa yang dulu tak terlihat di pandangan mata Sekarang mendadak masuk dalam jiwa? Kenapa yang dulunya luput Sekarang terasa hampa jika tiada? Aku, hanya ingin menjadi rela dan biasa Tentang segalanya Tentang cinta, dendam, suka dan duka Karena aku begitu paham Hal paling pasti dalam dunia fana ini Adalah kefanaan itu sendiri Salam Literasi! -Dwi Nofita Sari

Pantaskah aku bertanya,Tuan?

Puisi Sederhana Dari jiwa yang terkoyak, Untuk Tuan, yang sempurna #4 Dan kini, keresahan tiba Pada angan yang mulai tersapu angin Pada tubuh yang mulai tak tahan banting Pada jiwa yang mulai melayu Pada segenggam tekad yang melemah Bagian mananya yang salah, Tuan? Kenapa jadi begini? Kenapa angan yang tadinya tertata... Tak jua terlihat didepan mata? Kenapa hidup selalu tak berpihak? Kenapa hidup tak menentu? Kenapa hidup sesulit ini? Dan kenapa hati ini terus bertanya-tanya Masih adakah kau didalamnya? Salam Literasi -Dwi Nofita Sari

LENTERA PAGI

Puisi Sederhana #4 Dari aku, untuk lenteraku -- Satu atau sejuta Tiada bedanya, bukan? Mereka sama-sama hidup Sama-sama harus ada Harus selalu menjadi lentera Puan, tak seharusnya kau malu Entah lentera itu masih redup, Belum menemukan arti lentera itu, Atau lentera yang kau punya telah lama hilang Yang harus puan yakini adalah Lentera itu, selama apapun.. Sekuat apapun angin berhembus Tak akan pernah padam Satu hal lagi puan, Seberapa tinggi kau letakkan lenteramu Entah setinggi mentari pagi, sehitam langit malam Atau tak lebih tinggi dari jengkalan kepala Itu hak mu, lenteramu adalah milikmu! Kau pantas puan, kau berhak Jangan biarkan angin memadamkan Jangan biarkan ombak mengguncang Atau... Jangan biarkan tangan kecilmu,  Berusaha memadamkan lenteramu sendiri Salam Literasi! -Dwi Nofita Sari

ASAL MULA

Gambar
Sumber: Pinterest.com Ada sebagaian orang, yang dengan sangat mudah dan lancarnya mengutarakan apa yang ada didalam pemikirannya, pandangannya kepada orang lain. Namun sebagian sisasnya, tetap diam meskipun banyak sekali hal yang terpikirkan. Yang sebenarnya ingin dikatakan namun tidak bisa dengan mudah mengungkapkan.  Bukannya tak mau berbagi apa yang diresahkan, namun hanya saja ia lebih nyaman tetap diam. Lalu menggoreskannya disebuah catatan khusus.  Ia merasa, itu adalah dunianya. Disana Ia dapat menumpahkan semuanya. Tentang apa yang Ia lihat, tentang pandangannya seputar hidup, cinta, kecewa dan lainnya. Catatan kecilnya tak pernah menghakiminya, atau sekalipun menghujat pandangannya.  Ia tau pemikirannya begitu rumit untuk diungkapkan. Ada ketakutan bahwa nanti seseorang hanya akan menganggapnya beban.  Sebab itu, catatan kecilnya selalu menjadi yang pertama tau. Tentang yang terjadi dalam harinya. Catatan itu seolah mampu mendengar de...