LENTERA PAGI
Puisi Sederhana
#4
Dari aku, untuk lenteraku
--
Satu atau sejuta
Tiada bedanya, bukan?
Mereka sama-sama hidup
Sama-sama harus ada
Harus selalu menjadi lentera
Puan, tak seharusnya kau malu
Entah lentera itu masih redup,
Belum menemukan arti lentera itu,
Atau lentera yang kau punya telah lama hilang
Yang harus puan yakini adalah
Lentera itu, selama apapun..
Sekuat apapun angin berhembus
Tak akan pernah padam
Satu hal lagi puan,
Seberapa tinggi kau letakkan lenteramu
Entah setinggi mentari pagi, sehitam langit malam
Atau tak lebih tinggi dari jengkalan kepala
Itu hak mu, lenteramu adalah milikmu!
Kau pantas puan, kau berhak
Jangan biarkan angin memadamkan
Jangan biarkan ombak mengguncang
Atau...
Jangan biarkan tangan kecilmu,
Berusaha memadamkan lenteramu sendiri
Salam Literasi!
-Dwi Nofita Sari
#4
Dari aku, untuk lenteraku
--
Satu atau sejuta
Tiada bedanya, bukan?
Mereka sama-sama hidup
Sama-sama harus ada
Harus selalu menjadi lentera
Puan, tak seharusnya kau malu
Entah lentera itu masih redup,
Belum menemukan arti lentera itu,
Atau lentera yang kau punya telah lama hilang
Yang harus puan yakini adalah
Lentera itu, selama apapun..
Sekuat apapun angin berhembus
Tak akan pernah padam
Satu hal lagi puan,
Seberapa tinggi kau letakkan lenteramu
Entah setinggi mentari pagi, sehitam langit malam
Atau tak lebih tinggi dari jengkalan kepala
Itu hak mu, lenteramu adalah milikmu!
Kau pantas puan, kau berhak
Jangan biarkan angin memadamkan
Jangan biarkan ombak mengguncang
Atau...
Jangan biarkan tangan kecilmu,
Berusaha memadamkan lenteramu sendiri
Salam Literasi!
-Dwi Nofita Sari
Komentar
Posting Komentar