Postingan

Bisakah aku, jadi rela dan biasa?

Aku tak tahu, ini rasa apa tuan? Rasa ini, terasa begitu menggelitik Kenapa yang lalu begitu cepat terlewati? Ini... cinta atau cuma rasa terbiasa? Mengapa, yang dulunya biasa saja Sekarang jadi teramat istimewa? Kenapa yang dulu tak terlihat di pandangan mata Sekarang mendadak masuk dalam jiwa? Kenapa yang dulunya luput Sekarang terasa hampa jika tiada? Aku, hanya ingin menjadi rela dan biasa Tentang segalanya Tentang cinta, dendam, suka dan duka Karena aku begitu paham Hal paling pasti dalam dunia fana ini Adalah kefanaan itu sendiri Salam Literasi! -Dwi Nofita Sari

Pantaskah aku bertanya,Tuan?

Puisi Sederhana Dari jiwa yang terkoyak, Untuk Tuan, yang sempurna #4 Dan kini, keresahan tiba Pada angan yang mulai tersapu angin Pada tubuh yang mulai tak tahan banting Pada jiwa yang mulai melayu Pada segenggam tekad yang melemah Bagian mananya yang salah, Tuan? Kenapa jadi begini? Kenapa angan yang tadinya tertata... Tak jua terlihat didepan mata? Kenapa hidup selalu tak berpihak? Kenapa hidup tak menentu? Kenapa hidup sesulit ini? Dan kenapa hati ini terus bertanya-tanya Masih adakah kau didalamnya? Salam Literasi -Dwi Nofita Sari

LENTERA PAGI

Puisi Sederhana #4 Dari aku, untuk lenteraku -- Satu atau sejuta Tiada bedanya, bukan? Mereka sama-sama hidup Sama-sama harus ada Harus selalu menjadi lentera Puan, tak seharusnya kau malu Entah lentera itu masih redup, Belum menemukan arti lentera itu, Atau lentera yang kau punya telah lama hilang Yang harus puan yakini adalah Lentera itu, selama apapun.. Sekuat apapun angin berhembus Tak akan pernah padam Satu hal lagi puan, Seberapa tinggi kau letakkan lenteramu Entah setinggi mentari pagi, sehitam langit malam Atau tak lebih tinggi dari jengkalan kepala Itu hak mu, lenteramu adalah milikmu! Kau pantas puan, kau berhak Jangan biarkan angin memadamkan Jangan biarkan ombak mengguncang Atau... Jangan biarkan tangan kecilmu,  Berusaha memadamkan lenteramu sendiri Salam Literasi! -Dwi Nofita Sari

ASAL MULA

Gambar
Sumber: Pinterest.com Ada sebagaian orang, yang dengan sangat mudah dan lancarnya mengutarakan apa yang ada didalam pemikirannya, pandangannya kepada orang lain. Namun sebagian sisasnya, tetap diam meskipun banyak sekali hal yang terpikirkan. Yang sebenarnya ingin dikatakan namun tidak bisa dengan mudah mengungkapkan.  Bukannya tak mau berbagi apa yang diresahkan, namun hanya saja ia lebih nyaman tetap diam. Lalu menggoreskannya disebuah catatan khusus.  Ia merasa, itu adalah dunianya. Disana Ia dapat menumpahkan semuanya. Tentang apa yang Ia lihat, tentang pandangannya seputar hidup, cinta, kecewa dan lainnya. Catatan kecilnya tak pernah menghakiminya, atau sekalipun menghujat pandangannya.  Ia tau pemikirannya begitu rumit untuk diungkapkan. Ada ketakutan bahwa nanti seseorang hanya akan menganggapnya beban.  Sebab itu, catatan kecilnya selalu menjadi yang pertama tau. Tentang yang terjadi dalam harinya. Catatan itu seolah mampu mendengar de...

PANDANGAN ORANG LAIN, PENTINGKAH?

Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu hal. Tapi apakah sepenuhnya pandangan tersebut benar? Akankah jika kita mengemukakan pandangan kita, itu akan berdampak baik pada si objek? Memang, mengemukakan pendapat sangat amat dibolehkan. Mengingat negara kita adalah negara demokrasi. Kritik dan saran pun sangat dibutuhkan. Dengan catatan kritik dan saran yang membangun. Bukan malah menjatuhkan. Lalu, bagaimana ketika kita memandang remeh orang lain? Atau mengungkapkan spekulasi yang tidak sepenuhnya kita ketahui? Coba, ketika kita ingin mengungkapkan pendapat kita. Berpikirlah terlebih dahulu. Akankah pendapat ini akan memberikan efek yang baik pada si objek? Atau akan lebih memperburuk situasi dan menjauhkan si objek tersebut. Kita boleh saja membandingkan satu objek dengan objek lain. Si A lebih baik dari si B atau si C tidak lebih jelek dari si A. Semuanya tentang spekulasi dan pengungkapan pendapat yang tidak tepat pada porsinya. Ketika kita mulai membandingka...

PERPANJANGAN TANGAN TUHAN

Siapakah yang beruntung, untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan. Yang dianugrahi cinta kasih yang abadi, yang memiliki rasa sabar tak berbatas layaknya lautan lepas, yang dari setiap ucapanya selalu menjadi kebaikan bagimu, yang setiap detiknya melantunkan doa kepada Tuhan agar duka yang kamu alami diangkat dan digantikan dengan tawa, sedang derita tadi bisa dibebankan kepadanya saja. Siapakah orang mulia itu?  Dia adalah orang yang paling dekat dengamu kawan, yang pasti kalian sudah tau, atau mungkin tak menyadarinya. Ya, kalian benar. Orang mulia tersebut adalah ibumu. Yang selama ini mungkin tak kamu anggap keberadaannya, mungkin juga setiap harinya kamu acuhkan. Namun tanpa kamu sadari beliau adalah orang yang paling kamu butuhkan. Waktu berdentang, berputar dan merubah segalanya. kamumulai beranjak dewasa, dari si kecil yang nyaman dengan pelukan ibumu, menjadi orang yang lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayamu. Tidak, jangan salah paham kawan. Saya tid...

PAMIT

Puisi Sederhana #3 Dari aku, pemujamu Untukmu, harapan semuku - Tuan, Aku pamit... Meninggalkan setiap senja merah yang terpatri Meninggalkan setiap garis cerita ini Cukup sebuah memori yang kubawa pergi Sampai disini aku sanggup menahan Gelisah ini tak bisa lagi ku tentang Aku terduduk menyerah Berat sekali rasanya, tuan Tapi bagaimana bisa aku menang? Ketika hanya diri ini yang berjuang? Aku ingin titipkan sepucuk surat untukmu Anggap saja itu kenangan manis dariku Sebagai salam perpisahan terakhir Atau sebagai memori bahwa aku pernah ada Bahwa aku pernah mengisi hatimu sebentar Meski tak pernah terisi sepenuhnya Salam Literasi! -Dwi Nofita Sari