SUKA-DUKA ATAU SUKA-SUKA TUGAS AKHIR?
Spoiler Alert: Berdasarkan Pengalaman Pribadi Penulis
Tugas akhir atau skripsi (TA) bagi sebagian mahasiswa menjadi hal yang menjengkelkan atau bahkan menakutkan? Bagi mereka TA dianggap sebagai hal terakhir dalam dunia perkuliahan. Tapi nyatanya TA hanya sebagai jembatan ke sebuah awal yang lebih luas. Dunia kerja, kehidupan sosial, pernikahan, parenting, dan hal-hal yang lingkupnya lebih luas lagi.
Mulai dari pembuatan judul, pembagian dosen pembimbing, konsultasi dan hal-hal lain. Semua erat hubungannya dengan keberhasilan penyelesaian TA. Ada yang beranggapan jika judul berbobot maka IPK akan berbobot. Memang judul yang menarik adalah hal yang patut di apresiasi. Namun apakah judul lebih berpengaruh ketimbang isi?
Bagi penulis isi adalah hal utama, bagaimana kalian mendeskripsikan penelitian kalian semenarik mungkin. Sedapat mungkin dipahami dengan mudah dan tidak menimbulkan kontradiksi penafsiran. Mudah? Tidak. Semuanya butuh proses dan pecobaan berkali-kali.
Sebenarnya TA itu mudah kalau lingkungan mendukung. Dosen pembimbing mendukung, tempat penelitian mendukung, suasana kerja mendukung. Namun bagaimana jika sebaliknya? Hal yang paling sering menjadi masalah dikalangan para mahasiswa tingkat akhir adalah sulitnya menemui dosen pembimbing. Sudah menunggu lama namun hasilnya nihil. Memakan janji palsu seakan sudah menjadi santapan utama para mahasiswa akhir.
Tetap ber-khusnudzon dan sabar. Dosen juga membutuhkan kalian untuk penilaian performa mereka. Jadi jangan beranggapan kalau mereka hanya bermalas-malasan dan tidak mau membimbing. Tetap semangat!
Memelihara semangat memang tidak semudah mengawalinya. Trust your self! Anggap saja ini War. Jangan sampai kalian berhasil dikalahkan musuh. Musuh utama kalian adalah kemalasan.
Usahakan mengerjakan TA teratur. Minimal sehari sekali. Jangan mudah stress dan ingat, tetap semangat konsultasi ya?
Jadi suka-duka atau suka-suka? Itu adalah pilihan kalian. Mau menghabiskan energi pada hal yang bagaimana. Setiap pilihan selalu membutuhkan energi dan effort yang tinggi. Satu pintu tertutup, pintu lain pasti terbuka!
-Salam Literasi!
Dwi Nofita Sari
Komentar
Posting Komentar